ads
KKN Tematik UMY Kelompok 185 Berdayakan Potensi Masyarakat Sebatang

KKN Tematik UMY Kelompok 185 Berdayakan Potensi Masyarakat Sebatang

Smallest Font
Largest Font

KULONPROGO — Potensi lokal yang ada di Dusun Sebatang, Kokap, Hargotirto, Kulonprogo, berlimpah. Dan, tidak digunakan secara maksimal oleh warga setempat.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemberdayaan potensi lokal inilah yang kemudian menginisiasi para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 185 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk memberdayakan potensi lokal yang ada di Dusun Sebatang.

Hal tersebut ditujukan agar masyarakat dapat menyadari dan memanfaatkan potensi yang ada untuk bisa menghasilkan produk yang siap berkompetisi di Kabupaten Kulonprogo pada umumnya dan di Desa Hargotirto khususnya.

Seperti dikatakan Akmal Hamedan Bashoni, Ketua KKN 185 UMY, pemberdayaan potensi lokal yang dilakukan timnya dilakukan melalui penyuluhan dan pelatihan. “Berupa pengolahan kelapa dan talas sebagai potensi lokal yang dominan keberadaannya di Dusun Sebatang,” jelas Akmal, Rabu (29/8/2018).

Olahan dari kelapa dan talas ini, nantinya akan dimanfaatkan untuk pembuatan wingko dan kripik talas. Harapannya, wingko dan kripik talas bisa dijadikan sebagai produk olahan khas Dusun Sebatang.

Penyuluhan dan pelatihan bertemakan pemberdayaan potensi lokal untuk mewujudkan perekonomian sebatang yang berkemajuan mendapat apresiasi dari warga. Penyuluhan dan pelatihan itu diselenggarakan di rumah Ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pedukuhan Sebatang, Ny Islamiyati, pada tanggal 20-21 Agustus 2018 yang lalu dan dihadiri 10 orang perwakilan RT di Dusun Sebatang.

Peserta yang hadir dalam kegiatan itu sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan KKN 185 UMY. Bahkan, mereka juga berharap agar nantinya produk yang mereka hasilkan melalui penyuluhan dan pelatihan itu bisa menjadi produk yang berkelanjutan.

Tak hanya pada program penyuluhan dan pelatihan saja. Nantinya, keberlanjutan produk juga dijajal dengan menjual produk olahan dari kripik talas di pasaran yang telah mereka lakukan pada Senin (27/8/2018).

Kripik talas dengan berat bersih 150 gram dijual seharga Rp 13.000,00. Dan untuk sementara ini, ada tiga varian rasa: original, jagung manis, dan balado.

Percobaan pemasaran pertama dilakukan di Pasar Wates dan terbukti mendapat respon baik dari pasar. “Kami berharap program penyuluhan dan pelatihan pemberdayaan potensi lokal ini tidak hanya untuk formalitas semata, namun warga juga dapat melanjutkan program ini sehingga nantinya bisa meningkatkan perekonomian warga,” ungkap Akmal.

Dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo, didatangkan pembicara dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Kulonprogo, Dinas Perdagangan Kabupaten Kulonprogo dan Ny Denik selaku praktisi.

Adapun anggota kelompok KKN 185 UMY yang memprakarsai kegiatan itu adalah Dhinda Hayyuni Hanifa Widyastuti (Akuntansi), Widiasari Oktafianti (Akuntansi), Nabilah Rimadhani (Akuntansi), Sri Rahayu Ardianti (Pendidikan Bahasa Jepang), Adilla Varoka Utty (Pendidikan Bahasa Jepang), Ratna Ayu Sitara Wulan (Pendidikan Bahasa Jepang), Akmal Hamedan Bashoni (Ekonomi Perbankan Islam), Agung Setyabudi (Ekonomi Perbankan Islam), Dimas Angga Anjasmara (Teknik Mesin), dan Gunawan Wibisono (Teknik Mesin). (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow