Belajar Sepanjang Masa Tanpa Batas Bersama SiberMu
YOGYA – JSM Morning Talk telah menginjak edisi ke-52. Kali ini (Rabu,13/7), mengangkat tema “Kuliah di SiberMu, Fleksibel, Terjangkau, dan Tanpa Batas”, dengan narasumber Rektor Universitas Siber Muhammadiyah (USM), Dr. Ir. Bambang Riyanta, S.T., M.T.
USM diprakarsai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, bersama sejumlah anggota Majelis Pendidikan Tinggi. USM resmi diluncurkan pada 18 November 2019 di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam Peringatan Milad ke-107 Muhammadiyah.
Bambang menjelaskan, USM didirikan bukan respon terhadap Covid-19, melainkan sebagai langkah antisipasi terhadap pergeseran orientasi pembelajaran generasi baru yang sangat berbeda. “Sekali lagi, bukan respon terhadap Covid, karena USM sudah diluncurkan dari tahun 2019,” jelas Bambang melalui telekonferensi Zoom.
Mengapa USM baru berdiri September 2021? Menurut Bambang, saat itu pemerintah masih belum siap dengan aturan dan instrumen, sehingga pendirian USM memakan waktu 22 bulan.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa. Komposisi penduduk terdiri dari 27,94% (Generasi Z); 25,87 (Milenial); 21,88% (Generasi X); 11,56% (Baby Boomer); 10,88% (Generasi Alpha); dan 1,87 (Pre-Boomer). Hasil sensus menunjukkan bahwa Indonesia didominasi generasi baru yang berbeda sekali karakteristiknya, terutama dari segi pendidikan dan teknologi.
“Mereka (generasi baru) memahami logika-logika teknologi dengan sangat cepat dibandingkan orangtuanya. Fakta ketika Covid-19 muncul, tidak ada persoalan bagi anak-anak,” tandasnya.
Namun bagi guru ada persoalan, seringkali saat men-setting Zoom, guru, orangtua, bahkan dosen minta tolong kepada anak-anak. Ini menunjukkan, ketika dihadapkan dengan pemanfaatan teknologi, keterampilan para orangtua tertinggal jauh dari anak-anak atau bahkan cucu-cucunya.
Dipaparkan juga oleh Bambang, ada survei dari UMY yang menyebutkan bahwa meskipun para mahasiswa sudah berada di Yogyakarta, mereka tetap memilih untuk kuliah secara daring bersama di kafe. Padahal sudah diberikan kenyamanan yang baru oleh kampus.
Dari data yang dikumpulkan, ia menyebutkan, ke depannya pola pembelajaran blended atau campuran daring dan luring akan mendominasi. Artinya tidak bisa meninggalkan instrumen pembelajaran daring. Namun yang menjadi persoalan, pada saat awal Covid-19, banyak sekali lembaga pendidikan di Indonesia, terutama Muhammadiyah belum memperkuat pembelajaran daring.
“Yang sulit adalah soal kebiasaan atau budaya, sehingga pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran butuh waktu,” jelasnya.
Bambang melanjutkan, setelah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 30 September 2021, USM langsung memulai perkuliahan. Kini, seluruh mahasiswa telah tersebar dari 30 provinsi. Dalam waktu yang sangat singkat ini, USM telah menjangkau hampir seluruh wilayah di Indonesia.
USM menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dengan modus tunggal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Artinya, meskipun kampus berlokasi di Yogyakarta, para mahasiswa di seluruh Indonesia bisa mengikuti perkuliahan dari mana saja, tanpa harus ke gedung sekalipun.
Selain itu, ada tawaran menarik yang diberikan USM, seperti kuliah yang fleksibel atau bisa sambil bekerja, learning management system (LMS) yang handal berstandar SPADA Dikti, kuliah terbimbing/layanan tutorial tatap muka dan daring untuk meningkatkan efektivitas pendampingan, serta biaya yang terjangkau mulai dari Rp.1.040.000.
“Kami tentu sangat berkomitmen dan sangat serius dalam mengelola perkuliahan di Universitas Siber Muhammadiyah. Bapak dan ibu bisa mendapatkan informasinya melalui situs resmi di sibermu.ac.id serta di media sosial SiberMu,” tandas Bambang. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow