Abdul Mu’ti: Power Off Seluruh Perbuatan Dosa

Abdul Mu’ti: Power Off Seluruh Perbuatan Dosa

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Syawalan atau silaturahmi halal bil halal setidaknya memiliki tiga hikmah. Yakni, spiritual refreshing, social refreshing, dan psichologycal refreshing. Jika ketiganya bisa dicapai akan terjadi peningkatan keimanan yang sesungguhnya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Hal itu disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Dr Abdul Mu’thi MEd, dalam acara Syawalan Keluarga Besar UNISA di kampus UNISA (Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta) Jl Rongroad Barat Yogyakarta, Rabu 27 Juni 2018.

Selain Rektor UNISA Warsiti, acara ini juga dihadiri Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Johantini dan jajarannya, sesepuh ‘Aisyiyah, tokoh-tokoh Muhammadiyah, dosen dan karyawan UNISA.

“Sekarang ini adalah proses power off semua perbuatan dosa. Kemudian kita restart. Jangan berbuat dosa lagi. Sehingga pada bulan Syawal benar-benar meningkat keimanan kita. Inilah spiritual refreshing,” jelas Abdul Mu’ti.

Dalam hal social refreshing, manusia harus memperbaiki hubungan sosialnya. Hidup manusia harus bermasyarakat. “Bukan mengasingkan diri dari lingkungan, justru mendekatkan diri kepada masyarakat sekitar,” kata Abdul Mu’ti.

Fitnah dan hoax harus disingkirkan. Pada era Rasulullah SAW dua hal tersebut pernah juga muncul, dan hampir-hampir meluluhlantakkan hubungan sosial. Ia mencontohkan ketika istri Rasulullah SAW, ‘Aisyah r.a, didera fitnah terkait dengan Shofwan.

“Sebagai manusia, Rasulullah hampir-hampir termakan berita hoax. Demikian juga sahabat Abu Bakar. Sehingga Allah menurunkan firmanNya yang termuat dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 22,” paparnya.

Power off dalam konteks ini adalah memaafkan. Virus-virus yang ada di tubuh maupun otak diinstall ulang agar bersih dan fresh.

Lebih lanjut Abdul Mu’ti mengungkapkan, saat ini betul-betul bisa disebut jaman penat, era melelahkan. Apalagi menjelang Pilkada, tag-tag bersliweran di sosial media. Sehingga perlu langkah psichologycal refreshing.

“Kita itu perlu senang-senang. Cerita yang indah-indah. Menjadi orang yang terbuka. Open mind, open heart. Sehingga psikhis betul-betul fresh,” katanya.

Kalau sudah seperti itu hati menjadi lapang. Bisa jernih menatap masa depang. Salah satu ciri orang beriman adalah selalu siap menghadapi masa depan. (her)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow