UMY Ciptakan Aerator Tenaga Surya Pertama Berbasis IOT

UMY Ciptakan Aerator Tenaga Surya Pertama Berbasis IOT

Smallest Font
Largest Font

BANTUL โ€“ Pada umumnya masyarakat mengenal Aerator sebagai pompa air oksigen kolam ikan yang banyak beredar di pasaran. Jenis lain, biasa digunakan petani tambak udang atau ikan di daerah pantai, menggunakan tenaga diesel.

Berbeda dengan itu semua, Dosen Program Studi Teknologi Mesin Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, M. Abdus Somad ST., M.Eng., bersama empat mahasiswanya menciptakan Aerator tenaga surya pertama berbasis IOT (Internet of Think) sebagai sistem pengoperasiannya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Letak perbedaan Aerator tenaga surya berbasis IOT yang diciptakan Prodi Teknologi Mesin Vokasi UMY dengan Aerator biasa pada pada tenaga dan sistem pengoperasian. Fungsi tetap sama yaitu sebagai pompa air oksigen.

Aerator Vokasi UMY diperuntukkan bagi petani tambak udang dan ikan di daerah pesisir pantai. Alat itu sebagai pemenuhan kebutuhan oksigen air bagi udang atau ikan, sehingga memudahkan para petani.

Di daerah pesisir laut atau pantai memiliki keterbatasan jaringan listrik. Biasanya, jenis Aerator yang digunakan bertenaga diesel, pengoperasiannya masih manual.

โ€œKita kembangkan menggunakan solar sel (tenaga matahari) membuat hemat energi. Pengoperasiannya sangat mudah hanya menggunakan jaringan internet memakai aplikasi Telegram (bot) yang kami kembangkan sendiri. Jadi sangat fleksibel,โ€ jelas Abdus Somad saat uji coba alat tersebut di kolam UMY, Sabtu (16/10).

Proses pembuatan Aerator tenaga surya berbasis IOT ini hanya membutuhkan waktu tiga bulan. Berawal dari ide Abdus Somad kemudian berkolaborasi dengan empat mahasiswa. Pembauatan di Lab Vokasi Wirobrajan atau belakang Asri Medical Center (AMC) UMY.

Melihat dari penampakan alatnya, terdiri dari kotak hitam berisi aki berfungsi menampung daya dan pelindung sistem IOT. Kotak hitam itu diapit dua kincir berwarna kuning di sisi kanan dan kiri terbuat dari bahan komposit serat alam. Ada dua panel surya di bagian atas, dan dua pelampung dari jerigen untuk menahan beban alatnya yang berkisar kurang lebih 100 kg.

Pada saat uji coba, Aerator mampu dioperasikan menggunakan bot Telegram dari jarak kurang lebih 3 kilometer.

Keamanan alat IOT, yang terletak di dalam kotak hitam sehingga berpotensi terkena cipratan air, Abdus Somad mengatakan sangat aman. Sementara aki yang terdapat di dalam kotak hitam itu memiliki daya sebesar 13,4 volt dan mampu bertahan selama enam jam tanpa pengisian. โ€œSangat aman, walaupun terkena air masih aman. Ketika pagi sampai sore hari, bisa digunakan karena daya akan terisi terus. Ketika malam hari bisa menggunakan daya yang tersimpan di dalam aki,โ€ jelasnya.

Aerator tenaga surya berbasis IOT ini merupakan pemenuhan Catur Dharma Universitas, jadi akan diperkenalkan ke masyarakat sebagai bentuk pengabdian. Terkhusus, untuk petani tambak udang atau ikan yang memang menjadi tujuan utama diciptakannya alat ini.

โ€œIni bentuk kreativitas mahasiswa dan kami akan terus membimbing mereka. Sebagai mahasiswa vokasi tidak hanya teori akademis, juga menciptakan produk,โ€ kata Abdus Somad.

Dengan alat tepat guna ini, diharapkan berguna bagi masyarakat dan semakin mengenalkan Teknologi Mesin Vokasi UMY sebagai program yang mampu menghasilkan produk-produk bermanfaat. (*)

Materi berita ini diterima mediamu.com dari BHP UMY
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow