Tim PPM UAD Olah Sampah Sungai Code di Brontokusuman Yogyakarta
YOGYAKARTA — Banyaknya sampah yang ada di sungai Code, Yogyakarta, berdampak pada pencemaran air yang semakin memburuk. Dikarenakan warga sekitar masih sering membuang sampah ke sungai. Hal ini membuat sungai Code terlihat kumuh dan mengganggu ekosistem ikan, khususnya di daerah Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.
Untuk itu Hayati Mukti Asih, ST, MSc, PhD dan Isana Arum Primasari, ST, MT, keduanya dosen Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, melakukan pemberdayaan masyarakat tentang pengolahan sampah organik dan anorganik untuk budidaya kampung sayur.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang dilakukan pada bulan Juli-Desember 2020 dan dibantu dua mahasiswa UAD Yogyakarta, dimulai dengan melakukan penyuluhan dan praktik pengolahan sampah organik.
Selain itu juga pemberian alat seperti bor tanah dan pipa lubang resapan biopori. “Untuk biopori ini sangat cocok untuk daerah yang sempit,” terang Hayati Mukti Asih, ST, MSc, PhD, Rabu (30/12/2020).
Selain dapat mengolah sampah organik secara mandiri di rumah, dikatakan Hayati Mukti Asih, biopori ini juga dapat sebagai sumur resapan untuk menghindari banjir.
Tidak hanya itu. Beberapa kasus Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia mengalami ledakan dari gas metana yang keluar dari sampah organik ini. “Dikarenakan ledakan yang terjadi di beberapa kasus di TPA, program ini sangat penting sehingga masyarakat dapat mengolah sampah organiknya sendiri dengan biopori,” kata Hayati Mukti Asih.
Selain itu, program pengabdian masyarakat lainnya adalah mengolah sampah anorganik untuk budidaya kampung sayur.
Dikarenakan lahan yang sempit, penyuluhan dan praktik pembuatan kampung sayur dengan vertical garden adalah kegiatan yang cocok untuk daerah Brontokusuman ini.
Dalam pembuatan vertical garden, Hayati Mukti Asih dan Istana Arum Primasari menggunakan sampah anorganik seperti botol bekas. “Sehingga dapat menambah nilai dari sampah tersebut,” terang Isana Arum Primasari.
Tidak hanya penyuluhan dan praktik. Kegiatan ini juga memberikan bibit sayuran dan media tanam untuk para warga masyarakat. “Sehingga kampung sayur dapat direalisasikan dengan lebih mudah,” papar Hayati Mukti Asih.
Program ini, disampaikan Hayati Mukti Asih, perlu dilanjutkan dan perlu mendapat dukungan dari pemerintah setempat. “Sehingga warga dapat mengolah sampah dengan mandiri, baik organik maupun anorganik,” tambah Hayati Mukti Asih. (*\)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow