Psikologi Islam dalam Paparan Prof. Taufik Kasturi
YOGYA – Perkembangan teknologi memungkinkan manusia mudah mengakses informasi dan kegiatan tanpa terkendala ruang dari pakar regional dan internasional. Seperti ketika mengikuti rangkaian Kuliah Online The International Institute of Islamic Thought (IIIT)/Institut Internasional Pemikiran Islam.
Shahran Kasim, Koordinator Pembelajaran Online IIIT Asia Timur dan Tenggara, kepada kontributor mediamu.com Arief Hartanto (Rabu, 15/2) menjelaskan bahwa tema yang dibahas kali ini adalah Psikologi Islam “Body Knowledge” oleh Prof. Dr. Taufik Kasturi, S.Psi., M.Si., Ph.D. dari Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Perspektif Psikologi Islam adalah cara melihat segala sesuatu dengan konsep Islam, yaitu pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Psikologi Islam menggunakan sumber-sumber rasional dan sumber-sumber kitab yang empiris untuk mempelajari hal fisik dan metafisik.
“Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan manusia yang sejalan dengan nilai dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebagai disiplin ilmiah, Psikologi Islam memiliki wilayah kajian utama (body of knowledge) yang menuntun kita mengetahui wilayah kajian Psikologi Islam,” tandas Taufik Kasturi.
Dalam rangkaian itulah maka Psikologi Islam mempunyai beberapa poin utama, yakni :
- Nilai Tawakkal, diawali ikhtiar “mastatho’tum”, obat ikhtiar tawakkal. Dalam Psikologi Islam, manusia tidak hanya menyandarkan hasil dari usaha, Humanistik justru sebaliknya. Menurut Behaviorisme, perilaku bersifat mekanistik, contoh dalam peribahasa “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
- Atribusi Transendental. Psikologi konvensional mengenal 2 atribusi, yakni internal dan eksternal. Sedangkan Psikologi Islam punya Atribusi Transendental.
- Ikhlas. Altruisme menolong orang tanpa mengharap imbalan (tulus). Psikologi Islam menolong orang mengharap ridho Allah (tulus-ikhlas).
- Rasa Syukur. Dalam Psikologi Positif, syukur itu give thanks to others, sedangkan menurut Psikologi Islam syukur itu give thanks to others and to Allah.
- Kebahagiaan. Dalam Psikologi Positif, orientasinya duniawi. Sedangkan menurut Psikologi Islam, dunia wal akhirah. Menurut Socrates: Eudaimonia (the good life). Al-Qur’an melihat sebagai hayatan thoyyibah.
- Akhlaqul al Karimah. Dalam Konsep Moral, baik dan buruk itu kondisional berprinsip pada budaya dan kebiasaan. Psikologi Islam melihat baik dan buruk sangat tegas, berprinsip pada syari’at.
Menurut salah satu peserta kuliah online, Yojo Surjana, paparan yang disampaikan narasumber membuka membuka wawasan sebagai muslim tentang konsep-konsep kejiwaan yang sebenarnya tidak “inferior” dibanding konsep barat yang notabene atheistic dan secularistik.
Jika berminat pada acara ini dapat mendaftar di https://bit.ly/KuliahIIIT. Wahana untuk menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai aspek keilmuan dalam Islam dengan pemateri handal. (*)
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow