Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Pengukuhan Profesor Suparman, Azman Latif: Jangan Berhenti Bersyukur

YOGYA – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki Guru Besar baru, yaitu Prof. Dr. Suparman, M.Si., DEA. Gelar tertinggi akademik ini disematkan kepada Suparman dalam Bidang Ilmu Matematika Terapan setelah melalui proses panjang.

Prosesi penyerahan gelar guru besar dilaksanakan Jumat (15/7) di Ruang Sidang Utama Lt.2 Kampus 1 UAD. Penyerahan disampaikan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., kepada Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T. didampingi Sekretaris Badan Pembina Harian UAD, Ir. Azman Latif, kemudian diteruskan kepada Prof. Dr. Suparman, M.Si., DEA.

Rektor Muchlas dalam sambutannya memaparkan, hingga saat ini UAD memiliki delapan guru besar. Juga, sekitar 13 guru besar yang purna tugas dari perguruan tinggi negeri yang selanjutnya mengabdi di UAD.

Proses meraih guru besar bagi dosen-dosen UAD dinilai sangat lambat. Namun, ia merasakan juga bahwa di perguruan tinggi lain menghadapi hal sama.

Ia mengutip arahan Dirjen Dikti beberapa waktu lalu bahwa apabila Indonesia tidak melakukan upaya percepatan guru besar, maka pencapaian targetnya baru bisa dicapai 100 tahun yang akan datang. Oleh karena itu sejak dua tahun terakhir, UAD mulai menerbitkan peraturan tentang pengembangan jabatan akademik dosen.

“Salah satunya adalah upaya percepatan kenaikan jabatan akademik lektor kepala dan dosen,” kata Muchlas.

Dari proses implementasi peraturan tersebut, tahun 2021 sudah ada dosen yang menjalani inkubasi sebanyak 30 orang calon lektor kepala dan guru besar. Pada tahun ini UAD mengajukan dua orang yakni Prof. Suparman dan Dr. Rully Charitas Indra Prahmana, S.Si., M.Pd.

Upaya percepatan kenaikan jabatan akademik lektor kepala dan guru besar akan terus diupayakan dengan berbagai cara. Apa yang dilakukan UAD dengan proses percepatan ini tidak hanya mengharuskan mencari dukungan SDM, juga dukungan finansial.

“Sebab itulah ini menjadi perhatian bagi kami agar kami menyediakan dukungan yang diperlukan terutama dukungan finansial untuk bisa melaksanakan program percepatan lektor kepala dan guru besar,” jelas Muchlas.

Sekretaris BPH UAD, Azman Latif, mengatakan bahwa selain perolehan jabatan guru besar, ada yang lebih penting yaitu bagaimana kesyukuran setelah menjadi guru besar itu bisa bertambah. “Ketika predikat guru besar itu melekat, maka tanggung jawab akademik makin bertambah,” ujarnya.

Menurut Azman, ada banyak guru besar di Indonesia hanya berkutat di dunia akademik ketika akan menjadi guru besar. Nah, saat sudah menyandang guru besar, riset dan publikasi lainnya seolah terhenti karena sudah puas dengan predikat guru besar.

Apabila memakai konsep bersyukur, lanjut Asman, bersyukur itu sendiri tidak cukup hanya dengan kata-kata. “Tapi bersyukur harus dengan perbuatan yakni melanjutkan apa yang semestinya bisa dilakukan untuk kemanfaatan bangsa dan negara Indonesia,” paparnya.

Kemudian, Ketua LLDikti Wilayah V DIY, Aris Junaidi menyampaikan apresiasi kepada Rektor UAD yang punya komitmen mempercepat proses bertambahnya guru besar UAD yang saat ini ada 8 orang. Pihaknya akan siap mendukung dan memfasilitasi jenjang karir dosen-dosen dari UAD untuk percepatan tersebut. Sejalan dengan arahan Dirjen Dikti punya semangat untuk mencapai ratusan yang akan dihasilkan di LLDikti Wilayah V.

Menurut Aris, dari catatan LLDikti Wilayah V DIY, Guru Besar Ilmu Matematika Terapan baru satu-satunya dari UAD. “Saya berpesan kepada Prof. Suparman agar networking perlu dibangun terus, dan publikasi dan riset lainnya juga perlu ditingkatkan secara terus menerus,” pesan Aris. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here