Pak Haedar dalam Kuliah Umum PTMA: Islam adalah Landasan Muhammadiyah
YOGYA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan kuliah umum Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Senin (4/10), secara daring. Kuliah umum ditujukan kepada mahasiswa baru dari 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia.
Melalui kuliah umum ini, Haedar menjelaskan kepada mahasiswa bahwa Islam adalah landasan gerak dan identitas Muhammadiyah. Hal itu dipertegas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah.
“Muhammadiyah berasas Islam, artinya ketika kita memperbincangkan Muhammadiyah sebagai gerakan, mau tidak mau berbicara tentang Islam sebagai asas, sebagai nilai yang fundamental bahkan sebagai cita-cita luhur yang diperjuangkan,” jelas Haedar.
Terdapat empat makna Islam dalam mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan:
Pertama, Al Islam menurut pengertian Muhammadiyah adalah agama yang ditanzilkan (diwahyukan) Allah subhanahuwata’ala sejak masa Nabi Adam hingga Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Islam mengandung arti kepasrahan, ketundukan, keselamatan, kedamaian, dan kesucian sebagai mana diperjelas dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 125.
Kedua, Islam mengandung arti ketundukan dan keselamatan, tertuang dalam doa Nabi Ibrahim di Surat Maryam ayat 47. Maksudnya, ketundukan dari hamba-hamba Allah kepada Allah subhanahuwata’ala sebagai Tuhan semesta alam. Dengan berislam atau memahami, meyakini, dan mengamalkan Islam, secara naluri kita tunduk kepada-Nya. Selain itu, Islam mengandung makna keselamatan. Artinya, siapapun yang belajar Islam harus menjadi orang-orang yang selamat dalam berbagai kehidupan, baik di dunia maupun akhirat.
Ketiga, Islam berarti kedamaian. Disebut dalam Surat Al Anfal ayat ke-61. Ketika belajar tentang Islam, meyakini dan mengamalkan Islam, kita sedang menyebarluaskan dan menanamkan nilai-nilai yang membawa hidup selamat, baik di dunia maupun akhirat. Orang ber-Islam harus menuju pada keselamatan dan menebar keselamatan bagi diri dan lingkungan.
Keempat, Islam bermakna sebagai bersih atau suci sebagaimana terkandung dalam surat Asy Syuara ayat 88-89. Dalam konteks ini, maka ketika kita beragama dan ber-Islam, harus menjadi orang-orang yang suci dan bersih, hati dan pikiran dan tindakan. Haedar juga mengingatkan untuk tidak merasa diri paling bersih, paling suci dan menganggap orang lain kotor dan sesat.
Empat nilai di atas menurut Haedar, harus menjadi ruh, alam pikir, dan orientasi tindakan para mahasiswa dalam kehidupan. Maka, dari empat nilai utama Islam itu, siapapun yang belajar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah baik mahasiswa muslim maupun beragama lain dapat menumbuhkan nilai ketundukan, keselamatan, nilai perdamaian dan nilai kesucian menjadi keyakinan alam pikiran karakter dan tindakan sehari-hari.
Sehingga betul-betul memiliki pandangan hidup, pedoman hidup, bingkai hidup dan cita-cita hidup yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang mendasar. Insya Allah, kata Haedar, akan melahirkan nilai-nilai utama dalam kehidupan, kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa, kehidupan bernegara bahkan dalam kehidupan semesta. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow