P2K Mahasiswa Baru UAD: Dipersatukan Lewat Perangkat Lunak

P2K Mahasiswa Baru UAD: Dipersatukan Lewat Perangkat Lunak

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Setelah Ramadhan, mahasiswa baru dari Prodi Ilmu Hadits membacakan Kalam Ilahi mengawali pembukaan kegiatan Program Pengenalan Kampus (P2K), dilanjutkan ucapan selamat datang kepada mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tahun 2019 dari Ketua Panitia P2K UAD 2019 Hiza Mahfud (Prodi Ilmu Hukum) dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Dirga Sena (Prodi Ilmu Hukum), yang keduanya berharap mahasiswa baru bisa menggapai cita-cita yang diinginkan dan untuk mengambil ilmunya serta buang sisi buruknya.

Rektor UAD Dr H Kasiyarno, M.Hum juga sampaikan ucapan selamat datang bagi mahasiswa baru UAD Yogyakarta dari 5 zona kampus. “Kali ini acaranya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Kasiyarno.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurut Kasiyarno, mahasiswa baru jangan khawatir. “Karena nanti akan dipersatukan lewat perangkat lunak,” kata Kasiyarno, yang menambahkan bersama UAD kita bangun insan kreatif, inovatif, berbasis nilai-nilai Islam menuju Indonesia kuat.

Bagi Kasiyarno, dengan studi di UAD Yogyakarta kelak akan jadi generasi yang maju dan kuat, yang akan membangun Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. “Bersemangatlah meraih prestasi untuk Indonesia kuat dan mandiri,” kata Kasiyarno.

Pada kesempatan itu, Kasiyarno berharap kepada mahasiswa baru untuk bersemangat dalam belajarnya di UAD Yogyakarta agar bisa berprestasi dan produktif. “Jadi mahasiswa UAD jangan minder, tapi harus bangga,” tandas Kasiyarno.

Rektor UAD, Dr H Kasiyarno, M.Hum berkesempatan mengenakan jas almamater kepada 11 orang mahasiswa baru dan 1 orang mahasiswa dari Hungaria atas nama Dora Kiss.

Selain itu, Rektor UAD Yogyakarta sampaikan pula motivasi kepada mahasiswa baru UAD Yogyakarta.

Pembukaan Program Pengenalan Kampus (P2K) bagi 7.227 orang mahasiswa baru UAD dengan model teleconference itu terhubung di 11 titik di kampus 1, 2, 3, 4, dan 5. Adapun kegiatan P2K akan berlangsung pada 2 – 7 September 2019.

Pembukaan di Amphitarium lantai 9 Kampus 4 dan penutupan di halaman Kampus 4 dengan panggung sepanjang 50 meter dan lebar 10 meter diikuti Ahmad Dahlan dan Walidah muda generasi berkemajuan dan unggul untuk membangun Indonesia kuat.

Dalam kuliah umum, Dr Ir Paristiyanti Nurwardani, MP selaku Direktur Pembelajaran Kementerian Ristekdikti, sampaikan mahasiswa milenial di era industri 4.0 dan global.

Di sela-sela sampaikan peluang dan potensi Indonesia menyangkut populasi penduduk 266 juta dan ekonomi tahun 2030 serta 2050, Paristiyanti paparkan beberapa inovator start up sukses (entrepreneurs) dari kampus yang masuk dalam jajaran unicorn, yakni start up dengan valuasi di atas Rp 13 triliun: Nadiem Makarim, Ferry Unardi, William Tanuwijaya dan Achmad Zaky.

“Dengan memanfaatkan big data yang diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dapat mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan,” kata Paristiyanti Nurwardani.

Di depan mahasiswa baru UAD Yogyakarta, Paristiyanti Nurwardani juga sampaikan tantangan industri 4.0 dan Society 5.0 era disrupsi. “Peran manusia akan digantikan oleh mesin atau robot,” tandas Paristiyanti, yang menambahkan sekitar 12 persen pekerjaan akan digantikan otomasi pada 2030 nanti.

Disinggung pula pentingnya memeroleh sertifikat selain ijazah. “Mahasiswa wajib memiliki sertifikat kompetensi untuk meningkatkan employability,” papar Paristiyanti.

Perusahaan besar, dikatakan Paristiyanti, tidak lagi membutuhkan pelamar dengan gelar sarjana. “Melainkan yang memiliki pengalaman mengikuti pelatihan coding atau kelas kejuruan yang terkait langsung dengan industri,” ungkap Paristiyanti yang sampaikan 10 teknologi dasar revolusi industri 4.0.

Dikatakan Paristiyanti, Indonesia menjadi kurang kompetitif karena mahasiswa dan lulusannya rendah cinta tanah air, pengangguran sarjana dan sebagainya. “Society 5.0 dapat terbentuk dengan memaksimalkan potensinya,” kata Paristiyanti. Membangun negeri dimulai dari perguruan tinggi. Oleh karena perguruan tinggi berperan menyiapkan lulusan berkualitas, kompetitif, berkarakter, terampil dan entrepreneur. “Perguruan tinggi harus bisa berdaya saing,” tandas Paristiyanti, yang singgung literasi data, teknologi dan manusia serta kebijakan Kemenristekdikti yang dorong mahasiswa jadi wirausaha untuk berkontribusi pada pembangunan daya saing bangsa. (Anne Rochmawati)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow