Literasi Digital Berbasis Seni Budaya di SD Muhammadiyah Mertosanan

Literasi Digital Berbasis Seni Budaya di SD Muhammadiyah Mertosanan

Smallest Font
Largest Font

BANTUL — Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan melaksanakan pengabdian berupa Penguatan Literasi Digital Berbasis Seni Budaya. Pengabdian ini bertujuan menyamakan dinamika teknologi yang berkembang secara pesat dengan kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar sehingga terjadi keselarasan yang baik.  Pengabdian ini dilaksanakan oleh Fery Setyaningrum, M, Pd (ketua), Probosiwi M.Sn (anggota) dan Lovandri Dwandra Putra, M.Pd (anggota). Pengabdian dilakukan beberapa tahap bulan Juli-oktober 2022, yang pertama dilakukan pada hari Selasa (30/8) bertempat di SD Muhammadiyah Mertosanan Potorono. Kegiatan ini diikuti 3 mahasiswa dari prodi PGSD UAD Kurnia Putri Nur Wijaya, Tsaqufa Najiba As-Shalikhah, Hidayat Primadani. Peserta Pengabdian ini bukan hanya diikuti peserta dari SD Muhammadiyah Mertosanan Potorono namun juga ada beberapa peserta diri sekolah lain.

Kepala SD Muhammadiyah Mertosanan mengungkapkan kegembiraannya atas dilaksanakan pengabdian ini. “Hal ini sangat penting, utamanya dalam keterkaitan antara literasi digital dengan seni budaya. Terutama budaya yang ada di Lingkungan Sekitarโ€, kataAna Rohmatulloh, M.Pd selaku Kepala Sekolah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Adapun, misi SD Muhammadiyah Mertosanan Potorono Bantul adalah Berbudaya, Berprestasi, dan bermuhammadiyah adalah tema yang diangkat dalam pengabdian saat ini. Sehingga harapannya akan menguatkan para SDM guru di SD untuk lebih maksimal dalam berliterasi secara teknologi dan budaya. “Literasi budaya berkaitan dengan kearifan lokal berupa adat dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentuโ€ jelas Fery.

Senada dengan Fery,Probosiwi menyampaikan jika seni rupa dibagi menjadi dua yakni seni rupa murni dan terapan. *Seni murni dalam hal ini sebagai contoh karya dari Leonardo da Vinci yakni lukisan Monalisa, dan karya Raden Saleh maca lukisan Penangkapan Diponegoro, sedangkan Seni rupa terapan terdiri dari kriya logam, kriya keramik, kriya kayu, kriya tekstil, desain interior, dan desain eksterior,โ€ ujarnya.

Saat ini, peradaban manusia tengah bersiap menghadapi Era Vuca, dimana Vuca adalah Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), complex (Kompleks), Ambigue (tidak jelas) yang memberikan gambaran situasi dunia. โ€œBerkembangnya media sosial menyebabkan beberapa hal yang harus diwaspadai yakni waspada kejahatan cyber diantaranya Phising, cyberbullying, serta hoax,” tegas Lovandri.

Pengabdian Masyarakat ini bukan hanya pemberian materi, namun juga praktik secara langsung. Praktik dipandu oleh Dosen PGSD lewat pembuatan poster secara digital menggunakan platform Canva. Dengan berkembangnya internet yang sangat pesat. Indonesia salah satu negara pengguna internet terbesar yang disebabkan adanya pandemic.

Dengan warga Indonesia rata-rata menggunakan internet hampir menyentuh 8 jam 36 menit. Media sosial banyak digunakan oleh manusia di muka bumi adalah whatsapp dengan alasan pembelajaran jarak jauh. Sehingga pengabdian ini dirasa menjadi salah satu solusi yang relevan untuk dapat menguatkan literasi dalam dinamika perkembangan teknologi. (*)


Sumber: Humas Prodi PGSD UAD

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow