Bantu SMP Muhdasa, Tim Dosen UAD Gelar Pelatihan Diversifikasi Produk dari Limbah Sachet

Bantu SMP Muhdasa, Tim Dosen UAD Gelar Pelatihan Diversifikasi Produk dari Limbah Sachet

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - SMP Muhammadiyah 10 (MuhDasa) Yogyakarta menerapkan program Sodaqoh Sampah sejak adanya wabah COVID-19 sampai sekarang. Program Sodaqoh Sampah ini telah banyak membantu siswa yang tidak dapat membayar SPP selama masa COVID-19, bahkan hingga saat ini sudah banyak siswa terbantukan untuk membayar SPP yang tertunda.

Untuk membantu pengelolaan dan pelaksanaanya, SMP Muhdasa membantuk satuan tugas (Satgas) Sampah. Anggota Satgas Sampah adalah siswa kelas 8 dan 9 yang dengan sukarela melaksanakan tugas berupa mendata penerimaan sampah, memilah sampah dan melakukan pengolahan sampah. Jenis sampah yang diterima dalam program Sodaqoh Sampah adalah sampah an organik berupa: botol plastik, kardus, kertas dan bungkus makanan. Semua sampah yang disodaqohkan harus dalam keadaan bersih dan kering sehingga tidak menyebabkan berbau.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dalam berjalannya program ada beberapa masalah yang dihadapi SMP MuhDasa. Salah satunya mereka belum mampu mengolah sampah an-organik berupa sachet bekas makanan. Bahkan, sampah tersebut tidak laku untuk dijual kepada pengepul sehingga menumpuk di gudang sekolah. Permasalahan tersebut disambut baik oleh dosen Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) dengan melaksanakan Program pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Dosen yang terlibat dalam kegiatan PKM tersebut terdiri dari Syifa Fitriyani, S.T., M.Sc., Isana Arum Primasari, S.T., M.T, dan DR. Ir. Tri Budiyanto, M.T.

Pada bulan Desember 2023 di SMP Muhdasa telah dilaksanakan kegiatan PKM meliputi ceramah terkait pemanfaatan sampah an organik menjadi tambahan penghasilan sekolah dan dilanjutkan dengan pelatihan diversifikasi produk dari limbah sampah an organik terutama sachet bungkus minuman.

Kegiatan yang dilakukan dalam PKM berupa penyuluhan pemanfaatan sampah menjadi barang yang lebih berguna, melakukan pilah sampah secara bijak sehingga mempunyai nilai jual lebih tinggi, dan pelatihan pengolahan sampah an organik menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai jual. Sampah an-organik tidak akan berkurang jika kita tidak mau mencoba memanfaatkannya menjadi suatu inovasi produk. Perlu kesungguhan, ketelatenan dan kesabaran untuk mengolahnya agar menjadi produk yang bermanfaat, menarik minat untuk memakainya dan mempunyai nilai jual. Perlu sedikit sentuhan dan perubahan saja namun dapat menghasilkan produk yang memukau.

Pelatihan dihadiri oleh 30 orang siswa Satgas Sampah dan didampingi oleh 4 orang guru kelas. Peserta pelatihan dibagi dalam 10 kelompok kecil dan setiap kelompok menghasilkan sebuah produk sesuai dengan minat masing-masing. Pelatihan menghasilkan produk berupa tempat tisu, map, dompet dan tas. Peserta pelatihan terlihat sangat antusias dan tekun dalam mengikuti pelatihan hingga selesai. Pelatihan ditutup dengan pemberian mandat kepada Satgas Sampah untuk menularkan ilmu yang sudah diperoleh kepada siswa yang lain sehingga harapannya semua siswa mampu membuat produk yang lebih inovatif lagi.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow