Perlunya Membangun Kemampuan Karakter dengan Jiwa Merdeka

Perlunya Membangun Kemampuan Karakter dengan Jiwa Merdeka

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Mahasiswa harus menguasai ilmu, skill dan teknologi. Oleh karena, hal itu akan digunakan secara inovatif dalam rangka membangun kemampuan karakter dengan jiwa merdeka.

Hal itu disampaikan Prof Dr Dwi Sulisworo, MT, Guru Besar Ilmu Teknologi Pembelajaran UAD Yogyakarta, di depan mahasiswa baru Prodi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang mengikuti kuliah perdana dan orientasi tentang merdeka belajar dan kampus merdeka di Kampus 2 Unit B UAD, Jalan Pramuka, Sidikan, Yogyakarta, Sabtu (29/2/2020).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurut Dwi Sulisworo, yang juga menerangkan merdeka belajar dan kampus merdeka, sudah sejak lama sebetulnya merdeka belajar dan kampus merdeka itu memberi keleluasaan dalam melakukan inovasi.

“Oleh karena ilmu itu sejak lama terus berkembang, maka tantangannya pun semakin kompetitif,” kata Dwi Sulisworo, yang menambahkan skill harus ditingkatkan, termasuk penguasaan teknologi informasi.

Menurutnya, sejak tahun 2011 sampai sekarang dampak pemicu perubahan terutama teknologi informasi dan komunikasi. “Dan kampus merdeka bukan isu yang tiba-tiba muncul,” urainya.

Pada kesempatan itu, Dwi Sulisworo paparkan pula big data, cloud computing dan internet of things. “Dampak labour markets disrupted adalah Asean, wilayah yang akan diserbu pemilik teknologi,” tandasnya.

Untuk saat ini, dikatakan Dwi Sulisworo, perlunya pendidikan yang lebih fleksibel. “Jika belajar adalah menghafal konsep atau teori, maka google adalah yang paling cerdas dan saat ini perlu ada kompetensi baru untuk mengubah pendidikan,” kata Dwi Sulisworo yang sempat singgung pendapat John Holt dan Carl Rogers.

Disampaikan Dwi, yang terpenting dalam kehidupan saat ini adalah belajar hal yang baru. “Itu jauh lebih penting dan pengalaman belajar juga menjadi penting,” kata Dwi yang menerangkan mengajar matematika pun berdampak dengan kehidupan.

Pada kesempatan itu, Dwi Sulisworo berharap kepada mahasiswa untuk selalu kritis, objektif dan skeptif. “Hal itu harus diinternalisasi dalam diri kita agar bisa memunculkan skill sebagai kehidupan baru,” terang Dwi, yang menambahkan paradigma berpikir akan berpengaruh dalam tindakan dan guru adalah pusat pembelajaran.

Kegiatan yang diadakan oleh Magister Pendidikan Matematika, bagi Direktur Program Pascasarjana UAD, Prof Dr Achmad Mursyidi, M.Sc, Apt, banyak manfaat yang didapat oleh mahasiswa, baik manfaat dunia maupun manfaat akhirat.

Sementara itu disampaikan Dr. Suparman, M.Si, DEA, Kaprodi Magister Pendidikan Matematika UAD, matakuliah yang akan ditempuh mahasiswa baru atau lama dengan total maksimal 40 SKS.

“Termasuk di dalamnya ada matakuliah pilihan magang pembelajaran, di mana mahasiswa benar-benar terjun langsung untuk mencoba mengajar mahasiswa di S1 Pendidikan Matematika atau S1 Matematika,” kata Suparman.

Menurutnya, Prodi Magister Pendidikan Matematika UAD telah merintis kerjasama dengan universitas luar negeri, di antaranya Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UteM),  University of Southern Queensland (USQ) Australia, dan Western Sydney University (WSU) Australia.

“Dan aktifitas yang dilakukan antara lain melakukan joint seminar, student mobility, dan joint publication,” kata Suparman. (Anne Rochmawati)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow