KH. Kahar Muzakkir Sosok Pahlawan Nasional Yang Luput Dari Pengetahuan Masyarakat
BANTUL — Kemerdekaan Indonesia yang telah berdiri sejak 74 tahun silam tentunya tidak akan pernah lepas dari peran serta pahlawan nasional dalam memperebutkan kemerdekaan ini dari para tangan penjajah. Namun tidak semua tokoh yang berjasa dalam kemerdekaan ini diakui sebagai pahlawan nasional. Bahkan beberapa diantaranya jarang sekali didengar namanya dalam catatan sejarah manapun. Salah satunya yakni Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir merupakan ulama dan pejuang kemerdekaan yang jarang sekali kita dengar namanya di deretan para tokoh pejuang kemerdekaan.
Guna mengingatkan sosok mulia beliau Program Doktor Politik Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan acara Seminar Kemuhammadiyahan dan Kebangsaan “Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir”. Acara ini menghadirkan pembicara para tokoh besar muhammadiyah seperti Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., CBE (Sejarawan), Prof. Jawahir Thontowi, S.H. Ph.D. (Ahli Hukum Internasional), dan Dr. Mutiah Amini, M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM). Dalam sambutannya Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP menyampaikan bahwa “kalangan anak muda harus mengenal tokoh pejuang kemerdekaan seperti KH. Mudzakkir agar bisa menghargai jasa para pahlawan yang kurang diperhatikan banyak orang padahal jasanya sangat besar bagi bangsa ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si juga menyampaikan bahwa ini merupakan tugas baru bagi UMY untuk menuliskan buku tentang KH. Muzakkir, agar semakin banyak khalayak yang mengenal sosok beliau. “Sekaligus menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada beliau, karena beliau tidak hanya berperan dalam kemerdekaan Indonesia tetapi juga berperan dalam forum internasional. Di samping itu beliau juga menjadi bagian dari anggota BPUPKI, Panitia 9 dan Pendiri Universitas Islam Indonesia,” paparnya.
“Dulu sebelum kampus UMY ini berdiri, para pengagasnya ingin manjadikan kampus ini sebagai kampus yang berlandaskan Islam, UMY ingin menghadirkan pemikiran Islam di dalam sebuah instansi. Namun dulu ketika para tokoh Muhammadiyah mengeluarkan gagasan seperti itu ditertawakan dan dikatakan terlalu memaksakan. Sekarang bisa dibuktikan bahwa Muhammadiyah telah berhasil membuat ratusan perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia,” imbuh Prof. Dr. Haedar Nashir lagi.
Sejarawan Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., CBE juga mengungkapkan bahwa salah satu usulan KH. Muzakkir yang disetujui pada masa kemerdekaan adalah sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. “Sebelumnya sila pertama tidak ada kata Yang Maha Esa. Atas usulan KH. Muzakkir sila pertama Pancasila menjadi sangat islami, itu menunjukkan bahwa Pancasila sudah sangat sesuai dengan nilai Islam. Dengan pernyataan tersebut menegaskan bahwa KH. Muzakkir mempunyai pandangan politik Islam yang visioner. Tidak hanya memikirkan kepentingan berbangsa tetapi juga tentang bagaimana bangsa Indonesia mempunyai ideologi yang sesuai dengan nilai Islam,” paparnya. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Mutiah Amini, M.Hum juga menegaskan bahwa peran KH. Muzakkir memanglah sangat besar. “Hal itu bisa kita lihat dari bagaimana mungkin Kotagede yang sebelumnya merupakan basis terbesar komunis menjadi daerah yang Islami berkat tangan beliau. Hal ini tentunya dapat dilakukan atas pemikiran inklusif beliau,”ujarnya. (ads)
Biro Humas dan Protokol
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ringroad Selatan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183 Telp. 0274 387656 ext 115 | Fax. 0274 387646 | Web. www.umy.ac.id
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow