Inovasi Pastron UAD dan Universe Awareness Malaysia untuk Tunanetra
BANTUL — Tunanetra mempunyai keterbatasan fisik dalam penglihatan. Sedangkan pembelajaran astronomi didominasi oleh unsur visual.
Mungkinkah siswa tunanetra mampu belajar astronomi? Untuk menjawab tantangan itu, dibuatlah Planetarium khusus untuk tunanetra.
Proyek ini digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan dari Indonesia dan Universe Awaraness (Apadilangit) dari Malaysia. Gagasan inovatif ini mendapat pendanaan dari Office of Astronomy Development International Astronomical Union untuk tahun 2019.
Kepada redaksi mediamu.com Kepala Pusat Studi Astronomi (Pastron) UAD, Yudhiakto Pramudya menuturkan “Pengujian planetarium khusus ini dilakukan di Panti Asuhan Ar-Rahmah, Pontianak pada tanggal 27 Desember 209 dibantu oleh IKIP PGRI Pontianak.
Panti asuhan ini menampung penyandang tunanetra dari berbagai usia dan daerah. Siswa tunanetra sangat antusias mendapat pembelajaran astronomi. Terlebih sehari sebelumnya terjadi Gerhana Matahari Cincin di Kalimantan Barat yang juga menjadi topik penelitian Tim Gerhana (TIGER) UAD. Siswa tunanetra banyak mendapat informasi dari internet namun belum mendapat pembelajaran astronomi secara langsung.
Mereka mengungkapkan bahwasanya hal tersebut yang menjadi idaman sejak lama. Belajar sains khususnya astronomi.”
Dalam program tersebut buku Braille lengkap dengan gambar planet dan skema gerhana yang dicetak tactile mampu menjadi media pembelajaran yang menarik. Siswa tunanetra aktif berdiskusi perihal informasi yang tersaji di buku Braille tersebut. Buku tersebut merupakan hasil penelitian mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Fisika UAD.
Setelah belajar melalui buku, siswa tunanetra mendapatkan kesempatan belajar tentang rasi bintang dan pergerakan semu bintang melalui planetarium. Gerak benda langit merupakan materii yang penting untuk siswa awas. Untuk mengajarkannya ke siswa tunanetra, dibutuhkan strategi yang khusus agar mendapatkan gambaran yang tepat.
Siswa perlu mendapatkan gambaran tentang arah mata angin, bentuk rasi bintang, dan posii rasi bintang pada waktu tertentu.
Pusat Studi Astronomi UAD memang sudah lama mempunyai fokus pada pembelajaran astronomi yang inklusif. Planetarium yang dibuat khusus untuk tunanetra didesain mampu untuk memberikan informasi tersebut.
Planetarium ini berbentuk kubah geodesik yang terbuat dari besi ringan, kardus, busa, dan plastik. Penghubung ruas yang berbahan plastik dibuat dengan menggunakan printer 3 dimensi yang terdapat di UAD. Rasi bintang dibuat dengan busa yang didesain sebagai gambar tactile yang memudahkan siswa tunanetra untuk merabanya.
Uniknya, planetarium ini juga dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat. Sehingga, dapat dibawa ke berbagai tempat untuk menjangkau lebih banyak siswa tunanetra.
“Planetarium ini juga dapat digunakan untuk siswa awas. Sehingga meskipun awalnya khusus untuk tunanetra, planetarium ini bisa dikembangkan untuk menjadi planetarium yang universal yang bisa digunakan oleh semua siswa.
Harapannya agar semua siswa baik awas maupun tunanetra mendapatkan kesempatan yang sama dalam belajar sains khususnya astronomi. Sains yang mencerahkan masyarakat dapat dipelajari oleh semua siswa.” ungkap Yudhi. () chip
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow