Kampus

Kampus

MediaMU.COM

May 3, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Resmi Dikukuhkan, Dua Guru Besar UMY Fokuskan Pemberlakuan Hukum dan Identitas Keislaman di Indonesia Lebih dari 30 Negara Siap meriahkan Festival Budaya Internasional UMY Syawalan Jadi Momentum UMY Silaturahmi dengan Guru BK SMA/MA/SMK Se-DIY Pertama Kali! UAD akan Adakan Shalat Idulfitri di Lapangan Bola UMY Berikan 1700 Bingkisan Idulfitri kepada Guru TK ABA dan Muhammadiyah Tim Dosen UAD Dampingi Usaha Pasir Kucing BUMKal Hargomulyo Gunung Kidul Dosen Vokasi UMY Tingkatkan Pengelolaan Keuangan PMI di Taiwan Bertambah Tiga, Guru Besar UMY Kini Jadi yang Terbanyak di Antara PTS se-DIY Lima Mahasiswa UMY Lolos Seleksi Indonesian International Student Mobility Awards 2024 Dalam Industrial Gathering Forum, Lulusan UMY Dinilai Memuaskan Oleh Mitra Kerja UMY Buka Peluang Kerja Sama Baru Dalam Kunjungannya ke Brunei Darussalam UKM Tapak Suci UMY Rebut 6 Emas & Gelar Pesilat Terbaik Ramadhan Hadir Lagi, Mahasiswa Penuhi Kajian Masjid KH Ahmad Dahlan UMY UMY Bagikan 5000 Takjil kepada Mahasiswa Secara Drive Thru Selama Ramadhan Kompetisi Robotik Jadi Ajang Teknik Elektro UMY Wujudkan Indonesia Emas Respons Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Sektor Konstruksi, Wasekjen PII Beri Pesan 38 Insinyur Baru UMY Untuk Jaga Lingkungan UAD Kembali Pelopori Pemberian Jabatan Fungsional Tenaga Kependidikan Jadi Tujuan Wisata, UMY Ajak Siswa SMA Nikmati Suasana Berkuliah di UMY 1.253 Mahasiswa UMY Diwisuda, LLDIKTI : Sukses Tak Hanya Soal Ijazah Tapi Juga Kecerdasan Mental Dengan Program ‘Polisi’ Tim KKN UAD Tingkatkan Minat Literasi Anak-anak

Dahlan Muda Harus Jadi Pencari Kebenaran Sejati

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan arahan dan nasehat kepada para Dahlan Muda dalam P2K UAD 2022. Sumber: Humas UAD

YOGYAKARTA Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menghadiri Pembukaan Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan, hari Selasa (13/9), di GOR Amongrogo. Di hadapan 6.982 mahasiswa baru UAD ia menekankan agar mereka harus merepresentasikan dirinya sebagai Dahlan Muda yang memiliki wawasan berkemajuan, cakap dalam berpikir, dan berakhlak mulia dalam kehidupan sosial.

Menurutnya, ketika sudah berada di UAD, maka para mahasiswa sesungguhnya adalah penerus-penerus KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah Dahlan. “Keduanya bukan hanya tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah, tetapi milik bangsa Indonesia karena keduanya adalah pahlawan nasional,” ucap Haedar.

Haedar kemudian menyampaikan beberapa pesan, di antaranya: pertama, merawat karakter dan memelihara akhlak mulia. Manusia yang berakhlak adalah mereka yang akan senantiasa dicintai dan diperlukan oleh siapapun. Kejujuran, kemandirian, dan kegigihan sebagai bagian dari akhlak mulia merupakan bekal kehidupan di masa depan yang mesti dimiliki segenap civitas mahasiswa baru.

Selanjutnya kedua, menjadi pencari kebenaran sejati. Karakter seperti inilah yang disebut dengan Ulul Albab, yakni manusia yang punya kemerdekaan berpikir dan tidak serta merta menolak suatu pandangan berbeda tanpa terlebih dahulu menelaah. Seorang Ulul Albab tidak menerima kebenaran yang parsial, serpihan, dan sempit, melainkan kebenaran yang multiperspektif dengan cakrawala wawasan yang luas.

Menyambung dari poin sebelumnya, maka ketiga, mahasiswa baru diharuskan untuk belajar  sungguh-sungguh. Menggunakan akal pikiran untuk selalu bertanya dan mencari jawaban dalam horizon yang luas, tidak cukup belajar di kelas, pencarian ilmu harus terus disambung mesti berada di luar kampus.

Lalu keempat, membangun kehidupan yang berkemajuan. Human Development Index Bangsa Indonesia yang masih terseok-seok di kawasan ASEAN, kata Haedar, sangat diharapkan Dahlan Muda menjadi sosok-sosok yang cerdas berilmu yang membawa kemajuan bagi Tanah Air. Sebagaimana Kiai Dahlan yang mampu menaikkan harkat dan martabat umat dan bangsa, Haedar percaya Dahlan Muda akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan Sang Pencerah di masa depan.

“Dahlan hadir untuk mengubah kehidupan dan umat yang terjajah. Dahlan hadir untuk membangun kehidupan yang berkemajuan, sehingga umat Islam dan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkeadaban dan berperadaban utama,” terang Haedar.

Kemudian kelima, tetap rendah hati dan hormati orang tua. Sebab, mahasiswa berada di sini tidak lain karena perjuangan dan restu orangtua. Sesukses-suksesnya hidup, sejatinya karena doa dan perjuangan mereka. “Jadilah, sosok-sosok yang betapapun berilmu dan berprestasi tinggi, tetap rendah hati dan hormat pada orangtua,” ucapnya.

Terakhir, yang keenam, menjadi manusia yang bermanfaat bagi semesta kehidupan. Karena manusia yang memberi manfaat adalah level kebaikan tertinggi. Haedar tidak ingin bila seorang sarjana hanya mementingkan dirinya sendiri. Untuk itu, Dahlan Muda mesti menjadi duta masyarakat yang selalu menghadirkan solusi nyata bagi umat dan bangsa serta membawa misi Islam Berkemajuan.

“Jangan sia-siakan kuliah di kampus UAD. Kuliah di kampus ini adalah kuliah di tempat yang terbaik buat kalian untuk mengasah diri menjadi ilmuwan, aktivis, tokoh, pemimpin bangsa sebagaimana dicita-citakan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah,” pungkas Haedar. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here